Minggu, 17 April 2011

Dampak Kenaikan Harga bagi Konsumen

Konsumen merupakan pembeli atau pemakai dari berbagai produk yang ada dipasaran. Jadi bisa dibilang kalau konsumen merupakan ujung tombak dalam kegiatan perdagangan . ada kriteria tertentu yang dimiliki oleh konsumen untuk mendapatkan kepuasan dalam pembelian suatu barang ataupun jasa. kriteria yang yang umum dan paling erat kaitannya tentunya seputar kualitas dan harga barang yang diinginkannya.
Ketika terjadi fenomena kenaikan harga , pihak yang memiliki gaya hidup mewah biasanya tidak akan memperhitungkan harga untuk bisa mendapatkan kepuasan, asalkan barang yang dianggap bagus dan bernilai ia akn membelinya sekalipun dengan harga yang tinggi.

Tetapi untuk konsumen tingkat menengah ke bawah tentu akan memikirkan secara matang untuk membeli barang kebutuhan meskipun harus memiih mengkonsumsi barang dengan harga rendah sekalipun barang kebutuhan tersebut memiliki “kualitas dua”. Adapun cara lainnya adalah dengan menggunakan atau membeli barang imitasi. Banyak sekali konsumen yang beralih kepada barang imitasi karena harga yang ditawarkan jauh lebih rendah dari barang aslinya .

Kebiasaan konsumen membeli barang imitasi mungkin belum akan terasa dampaknya secara langsung jika masih diaplikasikan kepada barang-barang pelangkap atau aksesories, seperti sepatu,pakaian dan sejenisnya. Namun masalah ini menjadi besar ketika konsumsi tersebut mulai merambah bahan pangan. Tak bisa dipungkiri lakunya barang tiruan menggugah para produsen untuk menekan harga produksi dengan membuat barang tiruan, gilanya yang ditirukan adalah barang yang dikonsumsi langsung oleh manusia seperti makanan.

Jika konsumen tersebut termasuk kedalam kategori miskin dan sudah tidak mampu membeli barang karena kenaikan harga, jalan terakhir yang bisa ditempuh adalah mengonsumsi apapun yang dapat dikonsumsi, di desa-desa dan perkampungan banyak keluarga yang mengonsumsi nasi aking atau bisa disebut nasi basi, nasi ini hanya dikeringkan lalu dimasak kembali, nasi seperti ini jelas tidak baik utuk gizi si konsumen tersebut,namun apa daya ketika ia tidak mampu membeli kebutuhan pokok yang harganya telah melambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar